Filosofi Bangunan

Tikelan Katedral Kristus Raja Katedral Kristus Raja Purwokerto adalah katedral pertama di Jawa yang dibangun pasca kemerdekaan RI. Karenanya, waktu itu dipilih corak arsitektur gereja yang hidup di tengah masyarakat. Dipilihlah corak Joglo Trajumas yang dipadukan dengan Joglo Banyumas yang disebut rumah Tikelan.

Trajumas berasal dari kata traju (timbangan, menimbang) dan mas (emas). Bangunan model Trajumas memiliki filosofi bahwa siapa yang tinggal di dalamnya selalu memiliki hati dan budi (pertimbangan) yang suci dan bersih. Umat yang berdoa katedral ini diharapkan juga memiliki hati dan budi yang suci bersih oleh karena perjumpaanya dengan Allah yang kudus.

Joglo Trajumas adalah bangunan joglo dengan atap bertingkat tiga patah-patah yang tersambung; tingkat satu cukup landai, tingkai dua agak terjal dan tingkat tigas amat terjal menjulan ke atas. Atap bertingkat ini menggambarkan sikap manusia yang penuh puji, bakti dan sembah kepada Allah. Manusia haruslah selalu berserah dan mengarahkan hidupnya kepada Allah sebab Ia adalah sumber dan tujuan hidup (sangkan paraning dumadi)(Sumber : Christo Regi Dicata, Peresmian dan Konsekrasi Katedral Kristus Raja Purwokerto 30 dan 31 mei 1988 dan Duc in Altum, Buku Profil Paroki 80 Tahun Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto (2007))